Rabu, 15 Maret 2017

Petualangan di Negeri Belanda Part II: Terjebak di Bandara Schiphol, Amsterdam

Hello again guys! how have y'all been? Hope everything's alright :) sorry for letting you wait for so long, I needed to get my college life together again after such a long holiday. :D
So in the previous post (click here) I've already told you that I would make several posts about my experiences in the Netherlands. This time I'm gonna talk "more", since last time I wrote only briefly. You know where this is going don't you? ;) yes, this post is gonna be longer! So, keep scrolling and enjoy! x

Sebelum aku bercerita lebih jauh, aku ingin mengatakan bahwa Mr. Kelapa-lah yang membuat semua ini terjadi. Dia dan keluarganya bersedia membiayai perjalananku dan menjagaku selama ada di sanaBetapa aku menyayangi mereka!

Menghabiskan waktu selama satu bulan penuh di Belanda memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dari yang pernah kudapat selama ini. Aku menjadi lebih tahu apa yang ada di luar sana. Aku juga menaklukkan rasa takutku terhadap hal-hal baru yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. And the fact that I didn't only visit places, but also 'lived together' with the Dutch people which I call family gives me so many priceless experiences. Overall, this trip has opened my eyes towards the world..

Pertama-tama, aku ingin bercerita tentang berbagai kemudahan yang tak akan kau temukan di Indonesia. Misalnya, kau tak perlu memasak air karena kau dapat meminumnya langsung dari kran. Kau juga tak perlu membeli tiket tiap kali ingin pergi menggunakan kereta karena di sini kau dapat menggunakan pass (semacam kartu dan jika kau tempelkan pada mesin yang telah disediakan, otomatis saldomu akan terpotong untuk membayar perjalananmu tersebut) orang-orang juga tertib terhadap lalu lintas, jadi kau tak perlu khawatir ketika ingin menyeberang karena kendaraan akan selalu berhenti menunggumu :) Pejalan kaki benar-benar dapat menggunakan hak-hak mereka. Tapi... jika kau ingin memasak nasi 'lebih mudah' di sini... hell yeah you should've brought your ricecooker!

 Selama aku di sini, kami tidak hanya menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Terkadang, kami menyempatkan waktu untuk berada di rumah dan itu memberiku kesempatan untuk berinteraksi dengan keluarganya. Tidak hanya Meneer dan Mevrouw, kakak Mr. Kelapa dan empat keponakannya yang masih kecil selalu berkunjung tiap minggu. Semua keponakannya sangat manis dan lucu! Aku selalu mencoba untuk bermain bersama mereka. Kami menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi satu sama lain (HAHA) atau aku juga akan mengatakan beberapa hal dalam bahasa Belandaku yang masih terbata-bata. Tapi mereka anak-anak yang pintar! Bahasa bukan suatu kendala bagi kami. Karena meskipun begitu, kami masih bisa memahami satu sama lain :)  


We get along easily...
berkreasi <3

And you know what, aku juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan keluarga besar Mr. Kelapa pada ulangtahun neneknya. Banyak orang yang datang dan beberapa dari mereka sudah mengenalku. Pada saat pesta berlangsung, salah satu dari mereka berkata "You must be Lala...Gefeliciteerd! Congratulations!" 
Aku bingung, kenapa mereka memberi selamat padaku?? is it because I survived my flight and got through the custom safely?

Nope.

Salah satu budaya unik di Belanda adalah ketika seseorang berulangtahun, tak hanya orang yang berulangtahun saja yang diberi selamat. Semua tamu yang datang juga memberi selamat satu sama lain.


"Gefiliciteerd, Oma! Gefiliciteerd, allemaal!"


Selain terkenal akan kincir anginnya, Belanda juga terkenal sebagai negara yang hampir seluruh penduduknya menggunakan sepeda untuk beraktivitas. Dari berangkat kerja, pergi berbelanja, pergi ke sekolah, dan lain-lain. Aku meyakini bahwa kebiasaan baik ini merupakan salah satu faktor yang membuat orang Belanda hidup lebih lama dibandingkan orang Indonesia. Aku sering melihat orang tua beraktivitas sendiri dan mereka masih terlihat bugar di sini. Oma saja baru merayakan ulangtahunnya yang ke 85 tahun, dan beliau masih sehat wal'afiat!

"I also want to go cyclingggg". Kataku suatu hari. Dan, ternyata... sepeda Mr. Kelapa terlalu tinggi bagiku. Hal tersebut mengharuskan kami untuk menyewa sepeda di tempat lain.

Cycling together in such lovely afternoon

Tak hanya pejalan kaki yang diperhatikan, pemerintah juga tak lupa akan kesejahteraan para pengguna sepeda. Maka dari itu, selain sidewalk yang berfungsi dengan baik, ada juga bikelane untuk bersepeda dengan aman. Kau tak perlu khawatir akan mengganggu para pengguna jalan lain.

Jika kau bertanya padaku apakah aku mengalami culture shock, aku tak mengalaminya sama sekali. (#perks of being open-minded) because once you become open-minded, instead of being shocked of the things you think are strange, you will find them interesting. And that's what happened to me ^_^



Beberapa hari sebelum aku pulang ke Indonesia, kami memutuskan untuk pergi ke Amsterdam untuk kedua kalinya. Because trust me, dua haripun tak akan cukup untuk mengeksplor kota yang paling terkenal di Belanda ini. Bar, restoran, kanal, gereja-gereja yang indah, begitu banyak hal yang bisa ditemukan di Amsterdam. Pada saat itu, kami mempunyai dua tujuan utama yang akan kami kunjungi saat berada di sana, yaitu Rijkmuseum dan Red Light District.
Yes, you didn't hear me wrong, Red Light District!! For you who don't know what it is, Red Light District adalah sebuah wilayah prostitusi yang dilegalkan oleh pemerintah Belanda sendiri. Di sana, terdapat banyak klub-klub dewasa, toko 'mainan' yang tak akan dapat kau temukan di tempat lain, dan para wanita yang 'menjajakan' dirinya di depan etalase-etalase toko. Aku ke sini karena rasa ingin tahuku yang begitu tinggi, aku tak menyalahkan Mr. Kelapa jika pandangannya kemana-mana karena itu menandakan bahwa ia normal HAHA #offtopic
Anyway, I would say going there was fun! I enjoyed exploring with my fiance ;)

Yeeyy! tiket gratis untukku karena usiaku belum 19 tahun :D

Red Light District :o








Ini bukan mannequin yaa, aku memfotonya dari jauh secara diam2!


Seramai-ramainya Amsterdam, aku lebih suka berada di Rotterdam. It's more calm here and I like the people more. Di Amsterdam, kebanyakan orang datang dari seluruh dunia, and I just think it's not so 'Dutch' anymore.

Dam Square

Semacam pasar tumpah di Amsterdam, namanya Albert Cuyp
 
Yummmyyyy

Kond*m lucu-lucu dg segala ukuran yang kau butuhkan! :D

#fail pengen foto di ikon kota Amsterdam, eh kebanyakkan orang -_-

 The D-Day comes where I have to leave this wonderful country. Penerbanganku dijadwalkan pada tanggal 20 Februari 2017 pada sore hari dan kami memutuskan untuk pergi ke bandara beberapa jam sebelumnya. Having to say goodbye to Mevrouw and Meneer breaks my heart, and having to walk away from my man without being able to do anything breaks my heart even more. But hell yeah, this is part of the long distance relationship problem we got to deal with...

Kami pun sampai di bandara pada pukul 13.00, pesawatku take off pada jam 15.45 jadi kami masih memiliki beberapa jam terakhir untuk dihabiskan bersama-sama. Ketika kami melihat ke monitor jadwal penerbangan, betapa terkejutnya kami ketika mengetahui bahwa pesawat yang aku gunakan mengalami delay selama 4 jam. 4 JAM :') I don't know if I should call this a miracle or not to get more hours with Mr. Kelapa..
Aku mendapat voucher untuk dinner dari pihak maskapai (anyway, I used Garuda for the trip) kamipun makan bersama dan membaca buku untuk menghilangkan kebosanan kami menunggu di bandara...

Jam 19.00..
Time to go through the immigration.... time to say goodbye...
Aku memeluknya erat, aku menangis dalam pelukannya. Ini sangat menyakitkan, kau tahu. Setiap kali kami bertemu, kami sudah tahu bahwa pada akhirnya kami akan berjauhan lagi...
Kami berhenti berpelukan dan aku pergi meninggalkannya sendiri. Aku mencoba untuk berhenti menangis dan menguatkan diriku untuk melihatnya. Ia tersenyum padaku dan kami tahu bahwa, this is not the end.

Ik hou van jou lieverd. Tot ziens.

Boarding time..
Kami masih sempat berkomunikasi sebelum aku naik. Aku tak begitu sedih lagi, karena pada kenyataannya aku juga merasa dekat dengannya walaupun kami berjauhan. Tiba-tiba saja, ada sebuah pengumuman dalam Bahasa Belanda yang aku tak tahu artinya sama sekali, karena ia bicara begitu banyak, begitu lama.
And that one sentence I heard: The flight of Garuda Indonesia has been cancelled.

CANCELLED. 

Dang. I'm alone, I know no one at the airport. What am I supposed to do? Aku langsung mengikuti orang-orang yang... (mereka benar-benar terlihat biasa saja) satu penerbangan denganku. Ternyata kami harus menuju ke Transfer Longue. Ya, kami akan dipindahkan ke pesawat lain. Untungnya, pada waktu itu aku berkenalan dengan dua mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Jerman. Kami menjadi teman baik, untuk sementara, setidaknya...
Kami mengantri selama berjam-jam. Benar-benar tak ada kepastian dari pihak maskapai. Ditambah lagi, aku menjadi sangat haus karena berdiri terlalu lama. Setelah kurang lebih tiga jam menunggu, kami tidak mendapatkan apa-apa. Mereka memberitahu kami untuk langsung menuju ke Customer Service Garuda yang ada di bandara tersebut. Dan kami harus mengantri lagi...

AAAAAHHHH!!!


Mr. Kelapa benar-benar khawatir tentangku. Ketika aku memberitahunya, ia sudah dalam perjalanan menuju Rotterdam. I really am alone..

Untungnya, mengantri kali ini tidak sia-sia. Mereka memberikan kami penerbangan lain yang dijadwalkan akan terbang keesokan harinya. Dan kali ini aku mau tidak mau harus transit di Malaysia...
Well, still better than nothing.
Mereka memberi kami hotel untuk menginap. Aku dan teman-teman yang berasal dari Indonesia pergi bersama. Aku bilang pada Mr. Kelapa bahwa ia tak perlu khawatir karena aku memiliki teman di sini. Aku bilang aku ingin menemuinya lagi esok hari, tapi itu artinya kami harus mengucapkan selamat tinggal untuk kedua kalinya.....
Kusingkirkan rasa egoisku dan aku bilang padanya dia tak perlu datang kemari. Dan ia bilang:

Ya, dia akan datang menemuiku lagi. This time I really can say that this is a miracle to spend another one day with him.

Aku setengah berharap bahwa penerbanganku akan dibatalkan lagi :'D tapi untungnya itu tidak terjadi. Kali ini aku benar-benar sulit untuk menangis. Air mataku telah habis rupanya. Kupeluk ia dengan erat (lagi) dia mencium keningku dan berkata semuanya akan baik-baik saja.




 Sampai jumpa lagi, sayang! (kali ini aku bersungguh-sungguh!)


Bonus pict:


See you soon, fellas!



Upcoming Posts:
1) Pengalaman Membuat Passport di Gedung HSBC Semarang
2) Pengalaman Membuat Visa Schengen di VFS Global Jakarta