Kamis, 01 Juni 2017

When Will We Meet Again? (Long Distance Relationship Indonesia - Belanda)

The trees start to grow, the leaves and the flowers start to blossom again. The winter has passed and the warm wind has come. “It’s spring there!” I screamed as I lied my body on my bed, waking up to see that my fiancé and I have five hours of time difference now.
“I miss him” I rubbed my eyes softly. It’s been three months since we last met. There’s not a day I could forget his smile—which used to welcome me every morning.
I began my routine as usual. Going to school, meeting my classmates, and trying to get through the mind-numbing classes.
"I’m so bored! I don’t really have friends to talk to." As soon as I said that, my phone rang: his first message from that day saying: “Bonjour ma belle. Comment ça va?” And then I realised, I couldn’t ask for anything more. :)
***

Days went by, I started to wonder when will we meet again? I started crying in silence. I just miss him so much.
“How I wish our distance wasn’t this far, how I wish time wasn’t this cruel—I would be hugging him right now.”
“You just met him last winter! Don’t be such a crybaby! Face it, there are many couples who struggle more than you do just to meet. Be grateful, and live for what you have now” Someone said that to me once—“I know.” I replied to them. “But hell you don’t know what we’ve been through, and it’s always easier said than done.”

Until that day on video call—he said he got a gift for me. “But my birthday isn’t even coming yet!” I said, filled with curiosity. “Well, it is.” He said, as he blinked his beautiful grey eyes to me.
.
.
.
.
.
“I got you a ticket to come to Holland again this summer.”
“WHAT? I am dreaming, right? Tell me I’m dreaming!”
“Well, you are not, liefje.”
“DON’T PLAY AROUND WITH ME.”
“No, konijntje, I actually got you two tickets to come here and back. And hopefully I can take you to Paris on your birthday.
***


I couldn’t say a word, I started crying happily. Summer isn’t so long from now and I cant wait to start counting the days. I’M GONNA MEET HIM, AGAIN. I’M GONNA MEET HIS FAMILY, AGAIN, TOO!

I marked my calendar and said:
“It’s less than two months till summer. I couldn’t be happier”







Semarang, June 1st 2017
With Love,

Rabu, 15 Maret 2017

Petualangan di Negeri Belanda Part II: Terjebak di Bandara Schiphol, Amsterdam

Hello again guys! how have y'all been? Hope everything's alright :) sorry for letting you wait for so long, I needed to get my college life together again after such a long holiday. :D
So in the previous post (click here) I've already told you that I would make several posts about my experiences in the Netherlands. This time I'm gonna talk "more", since last time I wrote only briefly. You know where this is going don't you? ;) yes, this post is gonna be longer! So, keep scrolling and enjoy! x

Sebelum aku bercerita lebih jauh, aku ingin mengatakan bahwa Mr. Kelapa-lah yang membuat semua ini terjadi. Dia dan keluarganya bersedia membiayai perjalananku dan menjagaku selama ada di sanaBetapa aku menyayangi mereka!

Menghabiskan waktu selama satu bulan penuh di Belanda memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dari yang pernah kudapat selama ini. Aku menjadi lebih tahu apa yang ada di luar sana. Aku juga menaklukkan rasa takutku terhadap hal-hal baru yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. And the fact that I didn't only visit places, but also 'lived together' with the Dutch people which I call family gives me so many priceless experiences. Overall, this trip has opened my eyes towards the world..

Pertama-tama, aku ingin bercerita tentang berbagai kemudahan yang tak akan kau temukan di Indonesia. Misalnya, kau tak perlu memasak air karena kau dapat meminumnya langsung dari kran. Kau juga tak perlu membeli tiket tiap kali ingin pergi menggunakan kereta karena di sini kau dapat menggunakan pass (semacam kartu dan jika kau tempelkan pada mesin yang telah disediakan, otomatis saldomu akan terpotong untuk membayar perjalananmu tersebut) orang-orang juga tertib terhadap lalu lintas, jadi kau tak perlu khawatir ketika ingin menyeberang karena kendaraan akan selalu berhenti menunggumu :) Pejalan kaki benar-benar dapat menggunakan hak-hak mereka. Tapi... jika kau ingin memasak nasi 'lebih mudah' di sini... hell yeah you should've brought your ricecooker!

 Selama aku di sini, kami tidak hanya menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Terkadang, kami menyempatkan waktu untuk berada di rumah dan itu memberiku kesempatan untuk berinteraksi dengan keluarganya. Tidak hanya Meneer dan Mevrouw, kakak Mr. Kelapa dan empat keponakannya yang masih kecil selalu berkunjung tiap minggu. Semua keponakannya sangat manis dan lucu! Aku selalu mencoba untuk bermain bersama mereka. Kami menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi satu sama lain (HAHA) atau aku juga akan mengatakan beberapa hal dalam bahasa Belandaku yang masih terbata-bata. Tapi mereka anak-anak yang pintar! Bahasa bukan suatu kendala bagi kami. Karena meskipun begitu, kami masih bisa memahami satu sama lain :)  


We get along easily...
berkreasi <3

And you know what, aku juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan keluarga besar Mr. Kelapa pada ulangtahun neneknya. Banyak orang yang datang dan beberapa dari mereka sudah mengenalku. Pada saat pesta berlangsung, salah satu dari mereka berkata "You must be Lala...Gefeliciteerd! Congratulations!" 
Aku bingung, kenapa mereka memberi selamat padaku?? is it because I survived my flight and got through the custom safely?

Nope.

Salah satu budaya unik di Belanda adalah ketika seseorang berulangtahun, tak hanya orang yang berulangtahun saja yang diberi selamat. Semua tamu yang datang juga memberi selamat satu sama lain.


"Gefiliciteerd, Oma! Gefiliciteerd, allemaal!"


Selain terkenal akan kincir anginnya, Belanda juga terkenal sebagai negara yang hampir seluruh penduduknya menggunakan sepeda untuk beraktivitas. Dari berangkat kerja, pergi berbelanja, pergi ke sekolah, dan lain-lain. Aku meyakini bahwa kebiasaan baik ini merupakan salah satu faktor yang membuat orang Belanda hidup lebih lama dibandingkan orang Indonesia. Aku sering melihat orang tua beraktivitas sendiri dan mereka masih terlihat bugar di sini. Oma saja baru merayakan ulangtahunnya yang ke 85 tahun, dan beliau masih sehat wal'afiat!

"I also want to go cyclingggg". Kataku suatu hari. Dan, ternyata... sepeda Mr. Kelapa terlalu tinggi bagiku. Hal tersebut mengharuskan kami untuk menyewa sepeda di tempat lain.

Cycling together in such lovely afternoon

Tak hanya pejalan kaki yang diperhatikan, pemerintah juga tak lupa akan kesejahteraan para pengguna sepeda. Maka dari itu, selain sidewalk yang berfungsi dengan baik, ada juga bikelane untuk bersepeda dengan aman. Kau tak perlu khawatir akan mengganggu para pengguna jalan lain.

Jika kau bertanya padaku apakah aku mengalami culture shock, aku tak mengalaminya sama sekali. (#perks of being open-minded) because once you become open-minded, instead of being shocked of the things you think are strange, you will find them interesting. And that's what happened to me ^_^



Beberapa hari sebelum aku pulang ke Indonesia, kami memutuskan untuk pergi ke Amsterdam untuk kedua kalinya. Because trust me, dua haripun tak akan cukup untuk mengeksplor kota yang paling terkenal di Belanda ini. Bar, restoran, kanal, gereja-gereja yang indah, begitu banyak hal yang bisa ditemukan di Amsterdam. Pada saat itu, kami mempunyai dua tujuan utama yang akan kami kunjungi saat berada di sana, yaitu Rijkmuseum dan Red Light District.
Yes, you didn't hear me wrong, Red Light District!! For you who don't know what it is, Red Light District adalah sebuah wilayah prostitusi yang dilegalkan oleh pemerintah Belanda sendiri. Di sana, terdapat banyak klub-klub dewasa, toko 'mainan' yang tak akan dapat kau temukan di tempat lain, dan para wanita yang 'menjajakan' dirinya di depan etalase-etalase toko. Aku ke sini karena rasa ingin tahuku yang begitu tinggi, aku tak menyalahkan Mr. Kelapa jika pandangannya kemana-mana karena itu menandakan bahwa ia normal HAHA #offtopic
Anyway, I would say going there was fun! I enjoyed exploring with my fiance ;)

Yeeyy! tiket gratis untukku karena usiaku belum 19 tahun :D

Red Light District :o








Ini bukan mannequin yaa, aku memfotonya dari jauh secara diam2!


Seramai-ramainya Amsterdam, aku lebih suka berada di Rotterdam. It's more calm here and I like the people more. Di Amsterdam, kebanyakan orang datang dari seluruh dunia, and I just think it's not so 'Dutch' anymore.

Dam Square

Semacam pasar tumpah di Amsterdam, namanya Albert Cuyp
 
Yummmyyyy

Kond*m lucu-lucu dg segala ukuran yang kau butuhkan! :D

#fail pengen foto di ikon kota Amsterdam, eh kebanyakkan orang -_-

 The D-Day comes where I have to leave this wonderful country. Penerbanganku dijadwalkan pada tanggal 20 Februari 2017 pada sore hari dan kami memutuskan untuk pergi ke bandara beberapa jam sebelumnya. Having to say goodbye to Mevrouw and Meneer breaks my heart, and having to walk away from my man without being able to do anything breaks my heart even more. But hell yeah, this is part of the long distance relationship problem we got to deal with...

Kami pun sampai di bandara pada pukul 13.00, pesawatku take off pada jam 15.45 jadi kami masih memiliki beberapa jam terakhir untuk dihabiskan bersama-sama. Ketika kami melihat ke monitor jadwal penerbangan, betapa terkejutnya kami ketika mengetahui bahwa pesawat yang aku gunakan mengalami delay selama 4 jam. 4 JAM :') I don't know if I should call this a miracle or not to get more hours with Mr. Kelapa..
Aku mendapat voucher untuk dinner dari pihak maskapai (anyway, I used Garuda for the trip) kamipun makan bersama dan membaca buku untuk menghilangkan kebosanan kami menunggu di bandara...

Jam 19.00..
Time to go through the immigration.... time to say goodbye...
Aku memeluknya erat, aku menangis dalam pelukannya. Ini sangat menyakitkan, kau tahu. Setiap kali kami bertemu, kami sudah tahu bahwa pada akhirnya kami akan berjauhan lagi...
Kami berhenti berpelukan dan aku pergi meninggalkannya sendiri. Aku mencoba untuk berhenti menangis dan menguatkan diriku untuk melihatnya. Ia tersenyum padaku dan kami tahu bahwa, this is not the end.

Ik hou van jou lieverd. Tot ziens.

Boarding time..
Kami masih sempat berkomunikasi sebelum aku naik. Aku tak begitu sedih lagi, karena pada kenyataannya aku juga merasa dekat dengannya walaupun kami berjauhan. Tiba-tiba saja, ada sebuah pengumuman dalam Bahasa Belanda yang aku tak tahu artinya sama sekali, karena ia bicara begitu banyak, begitu lama.
And that one sentence I heard: The flight of Garuda Indonesia has been cancelled.

CANCELLED. 

Dang. I'm alone, I know no one at the airport. What am I supposed to do? Aku langsung mengikuti orang-orang yang... (mereka benar-benar terlihat biasa saja) satu penerbangan denganku. Ternyata kami harus menuju ke Transfer Longue. Ya, kami akan dipindahkan ke pesawat lain. Untungnya, pada waktu itu aku berkenalan dengan dua mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Jerman. Kami menjadi teman baik, untuk sementara, setidaknya...
Kami mengantri selama berjam-jam. Benar-benar tak ada kepastian dari pihak maskapai. Ditambah lagi, aku menjadi sangat haus karena berdiri terlalu lama. Setelah kurang lebih tiga jam menunggu, kami tidak mendapatkan apa-apa. Mereka memberitahu kami untuk langsung menuju ke Customer Service Garuda yang ada di bandara tersebut. Dan kami harus mengantri lagi...

AAAAAHHHH!!!


Mr. Kelapa benar-benar khawatir tentangku. Ketika aku memberitahunya, ia sudah dalam perjalanan menuju Rotterdam. I really am alone..

Untungnya, mengantri kali ini tidak sia-sia. Mereka memberikan kami penerbangan lain yang dijadwalkan akan terbang keesokan harinya. Dan kali ini aku mau tidak mau harus transit di Malaysia...
Well, still better than nothing.
Mereka memberi kami hotel untuk menginap. Aku dan teman-teman yang berasal dari Indonesia pergi bersama. Aku bilang pada Mr. Kelapa bahwa ia tak perlu khawatir karena aku memiliki teman di sini. Aku bilang aku ingin menemuinya lagi esok hari, tapi itu artinya kami harus mengucapkan selamat tinggal untuk kedua kalinya.....
Kusingkirkan rasa egoisku dan aku bilang padanya dia tak perlu datang kemari. Dan ia bilang:

Ya, dia akan datang menemuiku lagi. This time I really can say that this is a miracle to spend another one day with him.

Aku setengah berharap bahwa penerbanganku akan dibatalkan lagi :'D tapi untungnya itu tidak terjadi. Kali ini aku benar-benar sulit untuk menangis. Air mataku telah habis rupanya. Kupeluk ia dengan erat (lagi) dia mencium keningku dan berkata semuanya akan baik-baik saja.




 Sampai jumpa lagi, sayang! (kali ini aku bersungguh-sungguh!)


Bonus pict:


See you soon, fellas!



Upcoming Posts:
1) Pengalaman Membuat Passport di Gedung HSBC Semarang
2) Pengalaman Membuat Visa Schengen di VFS Global Jakarta

Minggu, 19 Februari 2017

Petualangan di Negeri Belanda (Part 1)

16 Desember 2016...
Aku mendapat pesan W.A dari ayahku. Beliau mengirimkan sesuatu yang membuatku begitu bahagia dan terharu: Sebuah foto Visa Schengen di passportku yang diterima. Seketika itu juga aku berteriak HOLLAAAND I'M COMING TO YOUU...!!! :')

Saat itu juga aku langsung memberi tahu Mr. Kelapa. Kami berdua begitu bahagia mengetahui bahwa kami akan bertemu lagi.. dan kali ini bukan di Indonesia, melainkan di kampung halamannya di Rotterdam, Belanda. Malam harinya kami sudah merencanakan untuk memesan tiket untukku. Saat itu, kami memilih maskapai Garuda. Karena ini pertama kalinya aku pergi ke luar negeri, ia memberiku tiket direct flight, which means the plane will take me directly to Amesterdam with no transits :) Ah, I'm so lucky...

20 Januari 2017...
THE D-DAY!!! Wohooo. Sebelumnya aku tidak pernah naik pesawat dan kali ini aku harus melakukan segalanya sendirian. Maka dari itu, aku dan orangtuaku berangkat ke bandara beberapa jam sebelumnya. Situasi di bandara masih begitu asing bagiku. Apalagi ada beberapa proses yang harus aku jalani seperti cetak boarding pass dan imigrasi. Aku memutuskan untuk melakukan semua proses secepat mungkin. Dan akhirnya tiba saatnya boarding time... I still couldn't believe it.. I'm going to the Netherlands!!! and I fly with this fancy plane Garuda Indonesia!!! ya, aku. Sang gadis desa yang dulu tinggal di kaki gunung tanpa pernah naik pesawat sekalipun.

21 Januari 2016...
HERE I AM AT SCHIPHOL, AMSTERDAM!!!
Aku dijemput oleh tunanganku dan kedua orangtuanya. Mereka menyambutku dengan senyuman hangat di wajah mereka. Kami saling berpelukan dan aku hampir meneteskan air mata. I will stay A MONTH here! I couldn't be happier...

Untuk menghindari jetlag, aku tidak tidur ketika sampai di rumahnya. Kami berjalan-jalan di sekitar rumah dan pergi ke rumah kakak Mr. kelapa. Hang on a minute... I forget to tell you about the weather.. it was so damn cold when I first arrived here!! Aku mengenakan tiga baju lengan panjang sekaligus. Tapi tetap saja rasa dingin masih menusukku. Ah well, I was still happy... :D

Ketika aku di sini, aku harus beradaptasi dengan banyak hal. Mulai dari budaya, makanan, dan semua hal-hal yang masih asing bagiku. As you have probably guessed, hal paling sulit untukku beradaptasi adalah makanan. Tak ada MSG, hanya garam, roti dan keju :p untungnya, makanan Indonesia cukup terkenal di sini. Restoran khas tanah airpun tak begitu sulit untuk ditemukan.

Ayah dan Ibu Mr. Kelapa begitu mengertiku. Mereka tak pernah memaksa jika aku tak suka makanan yang disajikan. Tapi aku juga berusaha untuk menghormati dan aku tak ingin merepotkan mereka. dan ternyata, it's not only about bread and cheese. Plus it wasn't so bad, still yummy and I enjoyed it!
Sesekali kami memasak nasi untuk makan malam, untuk mengurangi rasa rinduku pada kampung halaman. It feels like home here, and I literally feel that I'm accepted in this family.

Kami menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. discovering his country together. Kota-kota yang telah kami kunjungi di antaranya adalah Madurodam, Den Haag, Amsterdam, Leiden, Utrecht, dll. Beberapa minggu lalu, kami juga pergi ke Prancis. Tepatnya Lille, sebuah kota yang terletak di sebelah utara kota Prancis dan dekat dengan perbatasan Belgia. it was a good chance for us to pratice our french skill!!


Beberapa foto perjalanan kami:
Lille, Prancis 
Madurodam



Rotterdam Centraal
Ice skating


One important thing to say is that, this trip has changed my life. My view towards western people is different now. And I will try to tell you guys most of them(there are so many things to say that I have to make separate posts for it). Anyway, see you next time, Holland!!





With love from Rotterdam,


Miss Stroopwafel & Mr. Kelapa 





PREVIOUS POST: 
INTRO BLOG
LDR Beda Negara.. Why Not?
First Meeting
Second Meeting

Sabtu, 07 Januari 2017

Second Meeting LDR Indonesia-Belanda (Berkeliling Kota Semarang)

What’s up everyone :) kali ini aku mau ngelanjutin cerita yang kemarin yahh. Bagi yang belum baca, please read my previous post first here.
 

Semenjak kami berdua resmi menyatakan cinta kepada satu sama lain, tak dapat kupungkiri hidupku mulai berubah. Baru kali ini aku merasakan yang namanya dicintai. Baru kali ini ada seseorang yang begitu bersungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan, bahwa ia mencintaiku. Dari caranya yang begitu sabar menghadapiku ketika aku marah tanpa alasan, berkata padaku bahwa aku cantik dan manis meski aku tahu aku biasa-biasa saja,dan selalu menenangkanku ketika ku tak berhenti berkeluh kesah. Oh God, I've never been so lucky.
Di Belanda, dia menunjukkan segalanya yang dia lihat. Dia selalu membuat foto-foto di manapun dia berada seolah-olah ingin membawaku kemanapun dia pergi. Dia berbagi dunia denganku. Suatu hal yang tak pernah dilakukan pria lain sebelumnya kepadaku. He takes photos for me literally everywhere, ketika sedang berada di jalan, stasiun, taman, bekerja, dengan keluarga, dan lain-lain. Hal itu merupakan salah satu hal yang membuatku merasa dekat dengannya walaupun sebenarnya jarak jauh membentang di depan kami. Diapun mengenalkanku pada keluarganya. Ayahnya yang selalu kupanggil Meneer dan ibunya yang selalu kupanggil Mevrouw. Mereka keluarga favoritku setelah ayah dan ibuku sendiri!

Ayam bule :D
Semenjak aku mengobrol dengannya, pikiranku pun mulai terbuka. Dari yang sebelumnya close-minded, aku menjadi pribadi yang lebih open-minded dengan menerima perbedaan orang lain. Wawasanku juga bertambah luas karena obrolan kami yang tidak hanya bertanya satu sama lain apakah mereka sudah makan, minum, atau hal-hal sepele lainnya yang sudah dapat dimengerti sendiri tanpa diingatkan. Justru, kami sering mengobrol tentang isu-isu internasional dan pendapat kami masing-masing mengenai suatu hal. Tidak ada satu haripun pengetahuan baru yang tak kudapat darinya. Ya, dia membuka duniaku..
Untuk mengurangi rindu kami pada satu sama lain, kami melakukan video call 1-2x per minggu. Kami bernyanyi bersama, belajar bersama dan membuat kerajinan bersama. (Thank God for Skype!) Senyum dan tawanya dari layar hp-ku selalu menghangatkan hatiku. Hari demi hari berlalu dan aku makin jatuh cinta padanya...

Second Meeting
Kami mulai membahas tentang rencana kepergiannya untuk menemuiku lagi. Aku berkata padanya bahwa aku tak akan lama lagi tinggal di desaku karena aku akan melanjutkan studiku di Semarang. Tentu saja hal itu akan mempermudahnya untuk menemuiku. Ketika pengumuman SNMPTN keluar dan tertulis bahwa aku diterima di Universitas Negeri Semarang, I was so speechless! Tak ada satupun kalimat yang dapat menggambarkan kebahagiaanku. Disamping mengetahui bahwa aku akan berkuliah di salah satu universitas impianku, aku juga akan bertemu Mr. Kelapa lagi di sana. Aku benar-benar bahagia..
Semarang juga akan sangat menarik bagi Mr. Kelapa karena sebelumnya ia tak pernah ke sana. Ya, kami akan berkeliling kota tersebut bersama-sama. Tepat setelah PPAK dan segala rangkaian ospek mahasiswa yang aku jalani, yaitu pada tanggal 27 Agustus 2016 dia mendarat di Indonesia. Aku menjemputnya di Bandara Internasional Ahmad Yani. Menit-menit menjelang ia tiba di Semarang membuat jantungku berdegup sangat kencang. Selama beberapa bulan kami tidak pernah bertemu dan pada akhirnya saat itu aku dapat melihat dan menyentuhnya lagi.
Ketika ia berjalan keluar, aku langsung memeluknya dengan sangat erat seakan tak ingin kulepaskan lagi. Semuanya masih sama: Mata birunya dan senyum manis yang begitu menghangatkan serta kulitnya yang sepucat bulan purnama. Dia akan berada di Semarang selama dua bulan, salah satu alasannya adalah dia ingin membantuku beradaptasi di kota baruku. Dan tentu saja, meminta restu kepada orangtuaku. Semenjak saat itu, kami menghabiskan waktu bersama-sama. Kami benar-benar tak terpisahkan! Kami mengunjungi banyak tempat di Semarang dan melakukan banyak hal yang begitu menyenangkan.
Kopi susu
Dia tak pernah melepaskan genggamannya dari tanganku. Diapun tak malu untuk menunjukkan bahwa dia mencintaiku di depan orang banyak. Dia menggandeng tanganku dan peduli akan hal-hal terkecil apapun dariku yang ia ketahui. Pernah suatu kali, ketika dia mengetahui bahwa kunci kos-ku terlalu kecil dan rawan untuk hilang, dia berusaha mencari sesuatu untuk digantungkan bersama kunciku. Karena kami masih sama-sama asing di kota ini, kami tidak tahu dimana tempat yang menjual key chain atau gantungan kunci. Akhirnya, dia membelikanku manik-manik untuk kurangkai sendiri sebagai gelang dan aku dapat menyelipkan kunciku di gelang tersebut.
 Hal yang sangat sepele, bukan? Aku benar-benar merasa spesial di hatinya.

Di salah satu acara Unnes, dia menggendongku di depan orang banyak
Pengalaman lain yang menunjukkan kepeduliannya terhadapku ialah ketika aku mendapatkan jerawat besar di hidungku. Dia kekeuh berkata aku harus pergi ke dokter karena jerawatku yang seolah-olah tak wajar karena terlalu besar. Akupun iya-iya saja untuk menenangkan hatinya. Haha. Dia bahkan membelikanku member card agar aku dapat berobat lebih murah selama 1 tahun penuh. Yes, he’s a keeper.

In Holland I cycle, in Indonesia I cycle. Cycling is life



Do you want to know more? I forgot, there is too much to tell! :p

Trust me, selama dia di sini, kami benar-benar lelah menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan banyak sekali tentangnya (Oh ya, I forgot to tell you guys that Mr. Kelapa can speak Bahasa Indonesia fluently and it’s not hard for him to talk to local people here) bak artis, setiap kami berjalan bersama orang-orang selalu menoleh dan memelototi kami. But that's just a small thing though! We were still very happy. We discovered so many things we never knew before.


The Last Day
Memang banyak suka duka yang kami lalui selama 2 bulan kami bersama di Semarang. Tak kupungkiri kami juga beberapa kali bertengkar layaknya pasangan lain, tapi kami berdua berusaha untuk bersikap dewasa. Akhirnya, pada tanggal 21 Oktober 2016 dia harus kembali ke Belanda. Sakit itu terulang: ketika aku harus melepas dan melihat kepergiannya tanpa bisa melakukan apa-apa. This is LDR and we can’t deny the truth.


Does it end here? Nope. We will meet again soon. Not in Semarang, nor in my village. We will meet again in the Netherlands! The Low-Lands, I’m coming to you!


Stay tuned for more, awesome people!

Love,

Miss Stroopwafel

Previous Post : 

Jumat, 30 Desember 2016

Awal Ketemu Pacar Bule (LDR First Meeting Indonesia - Belanda)

Hello everyonee! seperti yang udah aku janjiin sebelumnya, next post is gonna be about How We Met So, keep scrolling and reading!

 

Nothing is impossible. Kalimat itu sering aku ucapkan semenjak aku bertemu dengan 'pria asing' yang saat ini dengan bangga dapat kupanggil sebagai tunanganku. Sesuatu yang bagi sebagian orang tidak mungkin dan sering diremehkan.Sesuatu yang sering memunculkan kalimat "masa sih? ah gak mungkin!" Tapi ketika aku mematahkan pendapat mereka... Damn! It feels so good.
Tepatnya satu tahun lalu, aku masih ingat waktu itu aku sedang berada dalam kondisi patah hati oleh seseorang yang benar-benar kucintai. Untuk mengurangi kesedihanku, aku membuka feed facebook-ku dan kulihat ada sebuah artikel dari suatu situs. Aku buka artikel itu dan kubaca isinya. Artikel itu berisi tentang cara mencari penpal dari seluruh dunia. Kulihat ada beberapa website penpal yang waktu itu masih asing di telingaku. Bahkan kata penpal sendiripun aku tak begitu memahaminya. Setelah kubaca, aku tidak berpikir untuk menjalin pertemanan dengan orang asing. Tapi pada akhirnya, ku bookmark artikel itu untuk kubaca di kemudian hari.
Beberapa minggu setelahnya, aku benar-benar tak bisa berhenti memikirkan orang yang telah menyakitiku. Terdengar alay memang, tapi waktu itu aku hanya peduli padanya. Lalu aku teringat dengan artikel yang ku-bookmark beberapa minggu lalu. Kubuka artikel tersebut dan memutuskan untuk membuat sebuah akun penpal di salah satu penpal website yang disebutkan. Waktu itu aku membuatnya di www.interpals.net. Kubuat profilku semenarik mungkin agar banyak orang yang mau menjadi temanku. Dan ternyata, tidak hanya orang asing saja yang menggunakan situs tersebut. Rupanya interpals juga telah dikenal oleh banyak orang di Indonesia.
Di language section, kucantumkan bahasa yang aku gunakan dan bahasa yang ingin kupelajari. Waktu itu kucantumkan Bahasa Prancis, karena memang di SMA aku belajar bahasa tersebut. aku juga mencantumkan Bahasa Belanda, aku tidak tahu kenapa aku mencantumkan bahasa itu, yang jelas aku hanya berpikir ingin terlihat keren karena mempelajari lebih dari satu bahasa :p Ah ya, sebenarnya juga dulu pernah mencoba belajar Bahasa Belanda secara otodidak tapi aku menyerah :( susah sekali..
Tidak lama setelah itu, aku menjalin pertemanan dengan beberapa orang. Tapi banyak di antara mereka yang membosankan, pervert, scammer, dll. Sampai saat ketika Mr. Kelapa mengirimku sebuah pesan dan menawarkan untuk mengajariku Bahasa Belanda. I was like.. uh, kebetulan nih! Langsung kujawab iya, tentu saja. Setelah itu aku buka profilnya dan berpikir, "ah, sepertinya dia orang baik" dan di sana juga tertulis bahwa ia akan mengunjungi Indonesia di bulan Desember! Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku tak tinggal di kota yang akan dia kunjungi. Aku tinggal di sebuah desa yang terletak di kaki gunung. Tak pernah ada turis yang datang ke sini. Tentu saja itu tak akan menarik untuknya. Akupun menghapus khayalanku untuk bertemu dengannya.
Mulai saat itu, kami mengobrol tentang banyak hal dan hari demi hari kami makin dekat satu sama lain sebagai teman. Kami saling menunjukkan foto-foto tempat kami tinggal. Kami juga mengetahui bahwa masing-masing dari kami sedang patah hati karena orang yang kami cintai.
Setelah beberapa lama, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan :D yup, dia memutuskan untuk mengunjungiku di tempat aku tinggal! Wohoooo!. Tapi, aku tak langsung percaya. Banyak yang sudah bilang seperti itu dan mereka hanya bermaksud untuk menipu :( tapi tidak dengan Mr. Kelapa. Sejak saat itu, dia bertanya lebih detail tentang tempat tinggalku, dimana letaknya, bagaimana caranya untuk bisa sampai kesana. Kubilang padanya dia bisa menggunakan kereta untuk sampai di kota tempat tinggalku.
Hari itupun tiba, kami bertemu untuk pertama kalinya! Serasa mimpi yang menjadi kenyataan untuk gadis desa sepertiku. Dan memang, waktu itu kami masih berstatus sebagai teman dekat. Tapi itu tak mengurangi kebahagiaanku untuk menghabiskan waktu bersamanya. Dia tinggal di rumahku selama lima hari dan selama itu juga kami tak terpisahkan. Memang, karena adat di desa yang masih sangat kental, aku tidak boleh tidur satu rumah dengannya. Jadi, aku tinggal di rumah bibiku yang terletak di depan rumahku. Banyak orang terkejut, selama dia di sini, banyak orang yang datang ke rumahku dan ingin bersalaman serta berfoto dengannya. Hihi. Ada-ada saja..

  mumpung di sini..aku pencet deh hidungnya wkwkwkw
Kami menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar desa tempatku tinggal. Aku yakin, dia pasti mengalami culture shock karena untuk bergandengan tangan denganku saja tak boleh. Haha. Oh ya, waktu itu aku sedang libur sekolah jadi aku dapat menemaninya berjalan-jalan.
Hari terakhir, ketika dia harus kembali ke kota tempat tujuannya semula, aku sangat sedih. Tak bisa kubendung tangisku ketika kumengantarkannya ke stasiun. Kami berpelukan sangat lama dan sangat erat, kubiarkan semua air mata keluar membasahi pipiku.
"Don't forget me" I said to him. And he said that he won't. We hoped to meet each other again in the future.

Yah, kisah cinta kami memang belum dimulai hahaha. Tapi setelah itu, hubungan pertemanan kami semakin erat. Kami tak pernah melewatkan satu haripun untuk memberi kabar kepada satu sama lain. Akupun mulai merasa nyaman dengannya, dan aku mulai sadar aku telah melupakan mantanku semenjak ku bertemu dengannya. Dia memberi warna dalam hidupku, dia mengembalikan senyum yang telah lama hilang dari wajahku. Ya, aku telah jatuh cinta padanya...
Aku memang tak mengatakannya langsung. Seperti normalnya cewek, kuberi dia kode-kode bahwa ku mencintainya hahaha. #dasarcewek. Tapi sepertinya memang dia tak menyadarinya. Dan aku juga merasa bahwa kata-kata cinta baginya sangat sakral dan tidak mudah untuk diucapkan. Sampai pada hari itu (ngga inget tanggalnya sih :p) dia mengucapkan cinta padaku untuk PERTAMA KALINYA! Benar-benar ku tak pernah menyangka. Aku menangis mendengarnya. Tak pernah sebelumnya ku meneteskan air mata ketika seorang pria mengucapkan I love you kepadaku.. Tapi, Mr. Kelapa, yang mengucapkannya dengan sungguh-sungguh dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengucapkan itu...benar-benar membuatku speechless. Akupun bilang padannya aku mencintainya juga. Dan ya, dia berjanji akan menemuiku lagi di akhir tahun 2016!

Love,
Miss Stroopwafel x

Next post : Second Meeting LDR (Mr. Kelapa di Semarang)

Selasa, 20 Desember 2016

LDR beda negara.... Why not? (Indonesia - Belanda)

Hello semuanya! This is my first post on our first blog! We've been wanting to share our stories with the world and inspire other people. So, here we go! Tulisan pertamaku adalah tentang hubungan yang selama ini aku jalani... yep! LDR -- Long Distance Relationship! 

 

LDR? Siapa sih yang nggak tau apa itu LDR? Banyak orang yang bilang LDR itu nggak bakal berhasil lah, nggak mungkin lah, etc etc. Pertanyaan yang sering aku denger dari temen2ku emang banyak yang meremehkan dan hampir semuanya bikin bosen wkwk. Pertanyaannya itu2 mulu sih nggak ada yang lain :( misalnya: "kamu yakin di sana dia hanya punya kamu seorang?" "kamu yakin di sana dia nggak selingkuh?" "kalo dia cuman mainin kamu gimana?" bla bla sampai panas ini kuping rasanya. Tapi, pernah nggak sih kalian tuh menyadari kalau konsep "you never know until you've tried" itu BENER banget. Karena semua yang aku rasakan hingga hari ini, LDR nggak ngeri2 amat kok. ;)

Jadi, kembali ke judul :D Love doesn't recognize time nor distance... yup, aku LDR with this man who comes from different country a.k.a bule. Eeitsss! Don't judge me too soon. Aku anak baik2 kok, dan nggak semua rumor negatif yang kalian dengar dari orang-orang tentang cewek Indonesia yang pacaran sama bule itu benar ^_^ He is a Dutchie a.k.a bule Belanda yang pernah menjajah negara Indonesia kita tercintahhh jaman dahulu hahaha... yahh, di blog ini emang dia lebih suka dipanggil Mr. Kelapa sih wkwkwk padahal aku pengen panggil Dutchie tapi nggak mau :( but who cares, I love him still haha. #off topic

Anyway, LDR beda negara emang banyak banget rintangannya. Dari komunikasi, jarak, waktu dan perbedaan yang ada pada latar belakang masing2. Tapi yakinlah nggak ada yang nggak mungkin kalau kalian emang mau berusaha untuk itu. Kalau alasan takut si doi selingkuh mah klise banget ya, karena kalau seseorang emang punya niat selingkuh, mau dirantai di rumah juga bakan nemuin cara buat selingkuh. Let me tell you, TRUST and COMMUNICATION is the key. Buat apa nggak percaya sama orang yang kita sayang? Walaupun kalian juga harus tetap menggunakan otak dan bukan hati sepenuhnya. Tapi yakinlah, jika orang itu benar2 mencintai kalian, you will see it through their actions ;) and that, you shouldn't worry too much about what people think about you, nor about the future that hasn't come yet. Fokus untuk masa sekarang, dan rencanakan masa depan, tanpa terlalu banyak kekhawatiran, because you know what..... Hidup nggak seburuk artikel yang ada di internet ;)


Love,
Miss Stroopwafel


Oh ya, next post aku bakalan crita awal mula ketemu sama Mr. Kelapa yaa.. So, stay tuned guys! See you on the next post

Senin, 19 Desember 2016

INTRO BLOG

Hello semuanya, namaku Lala a.k.a Miss Stroopwafel. Blog ini dikelola oleh aku sendiri dan my beloved fiance Mr. Kaas--- "wait wait wait, I want to be Mr. Kelapa!" -sighs- Alright, blog ini dikelola oleh aku sendiri sama Mr. Kelapa. Di sini kita bakal sharing tentang daily lives kita. Dari relationship, hal favorit, our experiences, well, anything that we are in the mood to write! Welcome to Lalaland, where you will  begin to think what's impossible will be possible if you believe thnat, nothing's impossible ;)



Love,
Mr. Kelapa&Miss Stroopwafel