What’s up everyone :) kali ini aku mau ngelanjutin cerita yang kemarin yahh. Bagi yang belum baca, please read my previous post first here.
Semenjak kami berdua resmi menyatakan cinta kepada satu sama
lain, tak dapat kupungkiri hidupku mulai berubah. Baru kali ini aku merasakan yang namanya dicintai. Baru kali ini ada seseorang yang begitu bersungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan, bahwa ia mencintaiku. Dari caranya yang begitu sabar menghadapiku ketika aku marah tanpa alasan, berkata padaku bahwa aku cantik dan manis meski aku tahu aku biasa-biasa saja,dan selalu menenangkanku ketika ku tak berhenti berkeluh kesah. Oh God, I've never been so lucky.
Di Belanda, dia menunjukkan segalanya yang dia lihat. Dia selalu membuat foto-foto di manapun dia berada seolah-olah ingin membawaku kemanapun dia pergi. Dia berbagi dunia denganku. Suatu hal yang tak pernah dilakukan pria lain sebelumnya kepadaku. He takes photos for me literally everywhere, ketika sedang berada di jalan, stasiun, taman, bekerja, dengan keluarga, dan lain-lain. Hal itu merupakan salah satu hal yang membuatku merasa dekat dengannya walaupun sebenarnya jarak jauh membentang di depan kami. Diapun mengenalkanku pada keluarganya. Ayahnya yang selalu kupanggil Meneer dan ibunya yang selalu kupanggil Mevrouw. Mereka keluarga favoritku setelah ayah dan ibuku sendiri!
Di Belanda, dia menunjukkan segalanya yang dia lihat. Dia selalu membuat foto-foto di manapun dia berada seolah-olah ingin membawaku kemanapun dia pergi. Dia berbagi dunia denganku. Suatu hal yang tak pernah dilakukan pria lain sebelumnya kepadaku. He takes photos for me literally everywhere, ketika sedang berada di jalan, stasiun, taman, bekerja, dengan keluarga, dan lain-lain. Hal itu merupakan salah satu hal yang membuatku merasa dekat dengannya walaupun sebenarnya jarak jauh membentang di depan kami. Diapun mengenalkanku pada keluarganya. Ayahnya yang selalu kupanggil Meneer dan ibunya yang selalu kupanggil Mevrouw. Mereka keluarga favoritku setelah ayah dan ibuku sendiri!
Ayam bule :D |
Semenjak aku mengobrol dengannya, pikiranku pun mulai
terbuka. Dari yang sebelumnya close-minded, aku menjadi pribadi yang lebih
open-minded dengan menerima perbedaan orang lain. Wawasanku juga bertambah luas
karena obrolan kami yang tidak hanya bertanya satu sama lain apakah mereka
sudah makan, minum, atau hal-hal sepele lainnya yang sudah dapat dimengerti sendiri tanpa diingatkan. Justru, kami sering
mengobrol tentang isu-isu internasional dan pendapat kami masing-masing mengenai
suatu hal. Tidak ada satu haripun pengetahuan baru yang tak kudapat darinya.
Ya, dia membuka duniaku..
Untuk mengurangi rindu kami pada satu sama lain, kami
melakukan video call 1-2x per minggu. Kami bernyanyi bersama, belajar bersama
dan membuat kerajinan bersama. (Thank God for Skype!) Senyum dan tawanya dari
layar hp-ku selalu menghangatkan hatiku. Hari demi hari berlalu dan aku makin
jatuh cinta padanya...
Second Meeting
Kami mulai membahas tentang rencana kepergiannya untuk
menemuiku lagi. Aku berkata padanya bahwa aku tak akan lama lagi tinggal di
desaku karena aku akan melanjutkan studiku di Semarang. Tentu saja hal itu akan
mempermudahnya untuk menemuiku. Ketika pengumuman SNMPTN keluar dan tertulis
bahwa aku diterima di Universitas Negeri Semarang, I was so speechless! Tak ada
satupun kalimat yang dapat menggambarkan kebahagiaanku. Disamping mengetahui
bahwa aku akan berkuliah di salah satu universitas impianku, aku juga akan
bertemu Mr. Kelapa lagi di sana. Aku benar-benar bahagia..
Semarang juga akan sangat menarik bagi Mr. Kelapa karena
sebelumnya ia tak pernah ke sana. Ya, kami akan berkeliling kota tersebut
bersama-sama. Tepat setelah PPAK dan segala rangkaian ospek mahasiswa yang aku
jalani, yaitu pada tanggal 27 Agustus 2016 dia mendarat di Indonesia. Aku
menjemputnya di Bandara Internasional Ahmad Yani. Menit-menit menjelang ia tiba
di Semarang membuat jantungku berdegup sangat kencang. Selama beberapa bulan
kami tidak pernah bertemu dan pada akhirnya saat itu aku dapat melihat dan
menyentuhnya lagi.
Ketika ia berjalan keluar, aku langsung memeluknya dengan
sangat erat seakan tak ingin kulepaskan lagi. Semuanya masih sama: Mata birunya dan
senyum manis yang begitu menghangatkan serta kulitnya yang sepucat bulan
purnama. Dia akan berada di Semarang selama dua bulan, salah satu alasannya adalah dia ingin
membantuku beradaptasi di kota baruku. Dan tentu saja, meminta restu kepada orangtuaku. Semenjak saat itu, kami menghabiskan
waktu bersama-sama. Kami benar-benar tak terpisahkan! Kami mengunjungi banyak
tempat di Semarang dan melakukan banyak hal yang begitu menyenangkan.
Kopi susu |
Dia tak pernah melepaskan genggamannya dari tanganku. Diapun
tak malu untuk menunjukkan bahwa dia mencintaiku di depan orang banyak. Dia
menggandeng tanganku dan peduli akan hal-hal terkecil apapun dariku yang ia
ketahui. Pernah suatu kali, ketika dia mengetahui bahwa kunci kos-ku terlalu
kecil dan rawan untuk hilang, dia berusaha mencari sesuatu untuk digantungkan
bersama kunciku. Karena kami masih sama-sama asing di kota ini, kami tidak tahu
dimana tempat yang menjual key chain atau gantungan kunci. Akhirnya, dia
membelikanku manik-manik untuk kurangkai sendiri sebagai gelang dan aku dapat
menyelipkan kunciku di gelang tersebut.
Hal yang sangat sepele, bukan? Aku benar-benar merasa spesial di hatinya.
Hal yang sangat sepele, bukan? Aku benar-benar merasa spesial di hatinya.
Di salah satu acara Unnes, dia menggendongku di depan orang banyak |
Pengalaman lain yang menunjukkan kepeduliannya terhadapku
ialah ketika aku mendapatkan jerawat besar di hidungku. Dia kekeuh berkata aku
harus pergi ke dokter karena jerawatku yang seolah-olah tak wajar karena
terlalu besar. Akupun iya-iya saja untuk menenangkan hatinya. Haha. Dia
bahkan membelikanku member card agar aku dapat berobat lebih murah selama 1
tahun penuh. Yes, he’s a keeper.
In Holland I cycle, in Indonesia I cycle. Cycling is life
|
Do you want to know more? I forgot, there is too much to tell! :p
Trust me, selama dia di sini, kami benar-benar lelah
menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan banyak sekali tentangnya (Oh
ya, I forgot to tell you guys that Mr. Kelapa can speak Bahasa Indonesia
fluently and it’s not hard for him to talk to local people here) bak artis,
setiap kami berjalan bersama orang-orang selalu menoleh dan memelototi kami. But that's just a small thing though! We were still very happy. We discovered so many things we never knew before.
The Last Day
Memang banyak suka duka yang kami lalui selama 2 bulan kami
bersama di Semarang. Tak kupungkiri kami juga beberapa kali bertengkar layaknya
pasangan lain, tapi kami berdua berusaha untuk bersikap dewasa. Akhirnya, pada
tanggal 21 Oktober 2016 dia harus kembali ke Belanda. Sakit itu terulang:
ketika aku harus melepas dan melihat kepergiannya tanpa bisa melakukan apa-apa.
This is LDR and we can’t deny the truth.
Does it end here? Nope. We will meet again soon. Not in
Semarang, nor in my village. We will meet again in the Netherlands! The
Low-Lands, I’m coming to you!
Stay tuned for more, awesome people!
Love,
Miss Stroopwafel
Previous Post :