Sabtu, 07 Januari 2017

Second Meeting LDR Indonesia-Belanda (Berkeliling Kota Semarang)

What’s up everyone :) kali ini aku mau ngelanjutin cerita yang kemarin yahh. Bagi yang belum baca, please read my previous post first here.
 

Semenjak kami berdua resmi menyatakan cinta kepada satu sama lain, tak dapat kupungkiri hidupku mulai berubah. Baru kali ini aku merasakan yang namanya dicintai. Baru kali ini ada seseorang yang begitu bersungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan, bahwa ia mencintaiku. Dari caranya yang begitu sabar menghadapiku ketika aku marah tanpa alasan, berkata padaku bahwa aku cantik dan manis meski aku tahu aku biasa-biasa saja,dan selalu menenangkanku ketika ku tak berhenti berkeluh kesah. Oh God, I've never been so lucky.
Di Belanda, dia menunjukkan segalanya yang dia lihat. Dia selalu membuat foto-foto di manapun dia berada seolah-olah ingin membawaku kemanapun dia pergi. Dia berbagi dunia denganku. Suatu hal yang tak pernah dilakukan pria lain sebelumnya kepadaku. He takes photos for me literally everywhere, ketika sedang berada di jalan, stasiun, taman, bekerja, dengan keluarga, dan lain-lain. Hal itu merupakan salah satu hal yang membuatku merasa dekat dengannya walaupun sebenarnya jarak jauh membentang di depan kami. Diapun mengenalkanku pada keluarganya. Ayahnya yang selalu kupanggil Meneer dan ibunya yang selalu kupanggil Mevrouw. Mereka keluarga favoritku setelah ayah dan ibuku sendiri!

Ayam bule :D
Semenjak aku mengobrol dengannya, pikiranku pun mulai terbuka. Dari yang sebelumnya close-minded, aku menjadi pribadi yang lebih open-minded dengan menerima perbedaan orang lain. Wawasanku juga bertambah luas karena obrolan kami yang tidak hanya bertanya satu sama lain apakah mereka sudah makan, minum, atau hal-hal sepele lainnya yang sudah dapat dimengerti sendiri tanpa diingatkan. Justru, kami sering mengobrol tentang isu-isu internasional dan pendapat kami masing-masing mengenai suatu hal. Tidak ada satu haripun pengetahuan baru yang tak kudapat darinya. Ya, dia membuka duniaku..
Untuk mengurangi rindu kami pada satu sama lain, kami melakukan video call 1-2x per minggu. Kami bernyanyi bersama, belajar bersama dan membuat kerajinan bersama. (Thank God for Skype!) Senyum dan tawanya dari layar hp-ku selalu menghangatkan hatiku. Hari demi hari berlalu dan aku makin jatuh cinta padanya...

Second Meeting
Kami mulai membahas tentang rencana kepergiannya untuk menemuiku lagi. Aku berkata padanya bahwa aku tak akan lama lagi tinggal di desaku karena aku akan melanjutkan studiku di Semarang. Tentu saja hal itu akan mempermudahnya untuk menemuiku. Ketika pengumuman SNMPTN keluar dan tertulis bahwa aku diterima di Universitas Negeri Semarang, I was so speechless! Tak ada satupun kalimat yang dapat menggambarkan kebahagiaanku. Disamping mengetahui bahwa aku akan berkuliah di salah satu universitas impianku, aku juga akan bertemu Mr. Kelapa lagi di sana. Aku benar-benar bahagia..
Semarang juga akan sangat menarik bagi Mr. Kelapa karena sebelumnya ia tak pernah ke sana. Ya, kami akan berkeliling kota tersebut bersama-sama. Tepat setelah PPAK dan segala rangkaian ospek mahasiswa yang aku jalani, yaitu pada tanggal 27 Agustus 2016 dia mendarat di Indonesia. Aku menjemputnya di Bandara Internasional Ahmad Yani. Menit-menit menjelang ia tiba di Semarang membuat jantungku berdegup sangat kencang. Selama beberapa bulan kami tidak pernah bertemu dan pada akhirnya saat itu aku dapat melihat dan menyentuhnya lagi.
Ketika ia berjalan keluar, aku langsung memeluknya dengan sangat erat seakan tak ingin kulepaskan lagi. Semuanya masih sama: Mata birunya dan senyum manis yang begitu menghangatkan serta kulitnya yang sepucat bulan purnama. Dia akan berada di Semarang selama dua bulan, salah satu alasannya adalah dia ingin membantuku beradaptasi di kota baruku. Dan tentu saja, meminta restu kepada orangtuaku. Semenjak saat itu, kami menghabiskan waktu bersama-sama. Kami benar-benar tak terpisahkan! Kami mengunjungi banyak tempat di Semarang dan melakukan banyak hal yang begitu menyenangkan.
Kopi susu
Dia tak pernah melepaskan genggamannya dari tanganku. Diapun tak malu untuk menunjukkan bahwa dia mencintaiku di depan orang banyak. Dia menggandeng tanganku dan peduli akan hal-hal terkecil apapun dariku yang ia ketahui. Pernah suatu kali, ketika dia mengetahui bahwa kunci kos-ku terlalu kecil dan rawan untuk hilang, dia berusaha mencari sesuatu untuk digantungkan bersama kunciku. Karena kami masih sama-sama asing di kota ini, kami tidak tahu dimana tempat yang menjual key chain atau gantungan kunci. Akhirnya, dia membelikanku manik-manik untuk kurangkai sendiri sebagai gelang dan aku dapat menyelipkan kunciku di gelang tersebut.
 Hal yang sangat sepele, bukan? Aku benar-benar merasa spesial di hatinya.

Di salah satu acara Unnes, dia menggendongku di depan orang banyak
Pengalaman lain yang menunjukkan kepeduliannya terhadapku ialah ketika aku mendapatkan jerawat besar di hidungku. Dia kekeuh berkata aku harus pergi ke dokter karena jerawatku yang seolah-olah tak wajar karena terlalu besar. Akupun iya-iya saja untuk menenangkan hatinya. Haha. Dia bahkan membelikanku member card agar aku dapat berobat lebih murah selama 1 tahun penuh. Yes, he’s a keeper.

In Holland I cycle, in Indonesia I cycle. Cycling is life



Do you want to know more? I forgot, there is too much to tell! :p

Trust me, selama dia di sini, kami benar-benar lelah menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan banyak sekali tentangnya (Oh ya, I forgot to tell you guys that Mr. Kelapa can speak Bahasa Indonesia fluently and it’s not hard for him to talk to local people here) bak artis, setiap kami berjalan bersama orang-orang selalu menoleh dan memelototi kami. But that's just a small thing though! We were still very happy. We discovered so many things we never knew before.


The Last Day
Memang banyak suka duka yang kami lalui selama 2 bulan kami bersama di Semarang. Tak kupungkiri kami juga beberapa kali bertengkar layaknya pasangan lain, tapi kami berdua berusaha untuk bersikap dewasa. Akhirnya, pada tanggal 21 Oktober 2016 dia harus kembali ke Belanda. Sakit itu terulang: ketika aku harus melepas dan melihat kepergiannya tanpa bisa melakukan apa-apa. This is LDR and we can’t deny the truth.


Does it end here? Nope. We will meet again soon. Not in Semarang, nor in my village. We will meet again in the Netherlands! The Low-Lands, I’m coming to you!


Stay tuned for more, awesome people!

Love,

Miss Stroopwafel

Previous Post : 

3 komentar:

Unknown mengatakan...

lalaaaa :)
Sweet banget sih!!
Makasih yah udah suruh aku mampir! Btw, ada line atau whatsapp? Let's connect, girl :)

kelapa dalam stroopwafel mengatakan...

Hello kak Stefiee, makasii udah mampir, masih newbie soal blogging hehe 😁 yep my line id: lalasagna. Just message me there :)

hinaTa mengatakan...

Hai kak, terimakasih sudah sharing! Kak aku baper banget bacaa cerita kakak:""") semoga suatu saat aku bs nyusul dapet produk luar Aamiin hahah:"D